SABAR TANPA BATAS
Shaum identik dengan Sabar,
bahkan Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulum ad-Din menyebutkan bahwa shaum itu
setengah kesabaran, atau seperempat keimanan, mengacu kepada bahwa iman itu
dibagi dua; Sabar dan Syukur, setengah dari Sabar adalah Shaum. Tentu ini menunjukan
betapa dominannya ajaran sabar dalam ibadah shaum.
Bukan hanya sabar menahan lapar,
haus dan syahwat saja, tetapi sabar menjaga lisan, pandangan, pendengaran dan
hati dari hal-hal yang bisa merusak kwalitas ibadah shaum yang sejatinya
merusak keimanan itu sendiri.
Allah SWT berfirman,
Hai orang-orang yang beriman,
jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta
orang-orang yang sabar (QS Al-Baqarah: 153).
Secara bahasa shabar artinya
menahan diri, sedangkan menurut istilah Ar-Raghib al-Asfahani
mendefinisikannya,
“Ialah menahan diri agar tetap berada sesuai
dengan tuntutan akal dan syari’at, atau tuntutan dari keduanya”. (Mufradat
alfadz al-Qur’an: 565)
Tetap berada dalam kondisi yang
dibenarkan oleh syari’at dan dipandang baik oleh akal, adalah satu hal yang
berat, karena nafsu manusia biasanya lebih deras mengajak kepada kejelekan.
Berada pada jalur yang benar membutuhkan kesabaran. Demikian kurang lebih
maksud dari Ar-Raghin Al-Ashfahani.
"Maka bersabarlah kamu dengan sabar yang baik". (QS Al-Maarij: 5).
Apakah sabar ada batasnya?
Secara garis besar sabar dibagi kepada tiga macam:
1. Sabar berada dalam ta’at (As-Shabru ‘ala at-Tha’ah)
2. Sabar menaham diri dari godaan maksiat (As-Shabru ‘an al-Ma’shiah)
3. Sabar dalam menghadapi musibah (As-Shabru ‘inda al-Mushibah)
Ketiga klasifikasi sabar tersebut membutuhkan perjuangan yang tiada batas, karena kewajiban akan tetap berada dalam ta’at, menjauhi maksiat, dan sabat menghadapi musibah tidak pernah ada batasnya. Dan, ketiga jenis sabar tersebut ada di dalam ibadah shaum Ramadhan. Apalagi pada Ramadhan kali ini, di tengah musibah dan wabah, sabar jenis ketiga perlu kita terapkan, agar mampu melewati semuanya dan tidak mengurangi nilai shaum, bahkan justru meningkatkat derajat kita karena ujiannya lebih dari Ramadhan-ramadhan sebelumnya.
Semoga Ramadhan kali ini
membentuk kita menjadi pribadi-pribadi yang lebih bersabar.