Menurut Mental Health America, istilah sandwich generation merujuk pada kelompok orang dewasa muda hingga paruh baya yang terjebak dalam tanggung jawab ganda, yaitu merawat anak-anak mereka yang masih kecil dan juga orang tua yang sudah lanjut usia. Mereka berada di posisi "tengah," seperti isi sandwich, karena harus memenuhi kebutuhan dua generasi berbeda dalam keluarga.
Menurut American Psychological Association, menjadi bagian dari sandwich generation adalah pengalaman yang penuh tantangan, baik secara emosional, fisik, maupun finansial. Tantangan yang dihadapi oleh sandwich generation adalah sebagai berikut:
1. Beban Finansial Ganda
2. Kurangnya Waktu untuk Diri Sendiri
3. Tantangan Emosional
4. Konflik Keluarga
5. Ketidakseimbangan Karier dan Keluarga
Untuk menghadapi berbagai tantangan diatas, gen sandwich dapat melakukan beberapa hal berikut:
1. Mencari Dukungan dari Keluarga dan Teman, membagi tugas merawat orang tua atau anak-anak dengan saudara kandung atau anggota keluarga lainnya. Selain itu, berbicara dengan teman-teman yang juga menghadapi tantangan serupa dapat memberikan kenyamanan.
2. Mengatur Keuangan dengan Bijak: rencanakan pengeluaran untuk perawatan orang tua, pendidikan anak, dan kebutuhan keluarga lainnya. Penggunaan asuransi kesehatan atau mencari bantuan finansial dari lembaga pemerintah atau organisasi sosial juga bisa menjadi pilihan yang membantu meringankan beban finansial.
3. Mendapatkan Bantuan Profesional: dapatkan bantuan dari seorang konselor atau psikolog dapat membantu mengatasi stres, mengelola perasaan bersalah, dan merancang strategi mengelola stres yang lebih efektif.
4. Mengatur Waktu dan Prioritas: buat jadwal yang jelas, memberi waktu untuk diri sendiri, dan menetapkan batasan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Berani untuk mengatakan "tidak" pada permintaan yang tidak realistis juga merupakan keterampilan penting untuk mengurangi stres.
5. Mencari Dukungan dari Komunitas atau Organisasi: bergabung dengan komunitas dapat memberi rasa kebersamaan dan kesempatan untuk berbagi pengalaman.
Jabar erat
itqan peduli
Sumber: tempo.co