Ikhlas, Pasti Akan Ada Kebaikannya.
Ikhlas merupakan kesucian hati dalam beribadah atau beramal untuk
menuju kepada Allah. Ikhlas adalah suasana kewajiban yang mencerminkan motivasi
batin ke arah beribadah kepada Allah dan ke arah membersihkan hati yang berarti
ketulusan niat untuk berbuat hanya karena Allah.
Seseorang dikatakan memiliki sifat ikhlas apabila perbuatannya dapat
dipertanggung jawabkan kebenarannya menurut hukum syariah.
Dalam pandangan
ilmu tasawuf, ikhlas mempunyai tingkatan-tingkatan tersendiri, yaitu sebagai
berikut :
1.
Ikhlas Awam, yaitu sungguhan
ikhlas dalam beribadah kepada Allah, karena dilandasi perasaan rasa takut
terhadap siksa Allah dan masih mengharapkan pahala.
2.
Ikhlas Khawas, yaitu ikhlas beribadah
kepada Allah karena didorong dengan harapan supaya menjadi orang yang dekat
dengan Allah, dan dengan kedekatannya kelak ia bisa mendapatkan sesuatu dari
Allah swt.
3.
Ikhlas Khawas Al-Khawas yaitu ikhlas
beribadah kepada Allah karena atas kesadaran yang mendalam bahwa segala sesuatu
yang ada adalah milik Allah dan hanya Allahlah Tuhan yang sebenar-benarnya.
Dari penjelasan di atas, tingkatan ikhlas yang pertama dan kedua
masih mengandung unsur pamrih (mengharap) balasan dari Allah swt, sementara
tingkatan yang ketiga adalah ikhlas yang benar-benar tulus dan murni karena
tidak mengharapkan sesuatu apapun dari Allah kecuali Ridha-Nya.
Oleh karena itu, Jadilah orang yang paling Ikhlas bukan menjadi
orang yang paling baik saja, karena di dalam kebaikan belum tentu ada keikhlasan.
Tetapi pi erlu diketahui orang yang ikhlas itu pasti akan ada baiknya.
Oleh Melva Dina Kasanova
Referensi :
https://media.neliti.com/media/publications/319706-ikhlas-dalam-perspektif-alquran-2d054a62.pdf