Iklim Ekstrem, Siapa yang Terdampak?
Di upload oleh admin - 08 Jul 2025
75 views

Iklim Ekstrem, Siapa yang Terdampak?

thumbnail

Cuaca ekstrem bukan lagi ancaman masa depan, ia adalah kenyataan yang kini kita hadapi setiap hari. Di berbagai wilayah Jawa Barat, hujan deras, banjir, dan longsor terus terjadi bahkan di tengah musim kemarau yang seharusnya kering. Siapa yang paling merasakan dampaknya? Yakni mereka yang paling rentan.

Fakta Cuaca Jawa Barat Saat Ini

Berdasarkan data terbaru dari BMKG, Jawa Barat saat ini sedang mengalami “kemarau basah”, fenomena di mana hujan masih turun cukup intens meskipun musim kemarau telah dimulai. Bandung dan sekitarnya dalam beberapa hari terakhir terus diguyur hujan lebat disertai petir dan angin kencang.

Penyebab kondisi ini adalah gabungan dari suhu muka laut yang lebih hangat, gangguan sirkulasi atmosfer, hingga fenomena global. BMKG bahkan memprediksi kondisi ini bisa berlangsung hingga Oktober 2025, dengan peningkatan risiko banjir dan longsor di wilayah pegunungan serta genangan di perkotaan.

Siapa yang Paling Terdampak?

1. Warga Berpenghasilan Rendah Perkotaan

Mereka yang tinggal di bantaran sungai dan permukiman padat paling sering menjadi korban. Drainase yang buruk membuat air mudah meluap dan menggenangi rumah-rumah sempit. Selain kerusakan barang dan rumah, mereka juga harus menghadapi meningkatnya risiko penyakit akibat air kotor dan lingkungan lembap.

2. Petani dan Nelayan Kecil

Perubahan iklim menyebabkan pola tanam menjadi tidak menentu. Hujan yang datang di luar musim bisa membuat gagal panen. Di sisi lain, nelayan kecil kesulitan melaut akibat cuaca buruk dan gelombang tinggi yang semakin sering terjadi di pesisir selatan Jawa Barat.

3. Warga Lereng dan Perbukitan

Daerah seperti Garut, Tasikmalaya, dan Sumedang memiliki topografi yang rawan longsor. Setiap hujan deras berisiko memicu bencana yang bisa menimbun rumah-rumah warga. Mereka tidak hanya kehilangan tempat tinggal, tapi juga nyawa orang-orang terkasih.

Apa yang Bisa Kita Lakukan?

 1. Mitigasi Infrastruktur

Pemerintah daerah perlu memperkuat sistem drainase, membuat embung, dan membangun dinding penahan tanah di wilayah rawan longsor. Namun upaya ini harus dibarengi dengan peran serta masyarakat.

2. Pendidikan dan Peringatan Dini

Sosialisasi tentang perubahan iklim dan kesiapsiagaan bencana harus digalakkan, terutama di daerah yang sering terdampak. Penggunaan teknologi sederhana seperti grup WhatsApp RT untuk berbagi info cuaca bisa sangat membantu.

3. Gaya Hidup Ramah Iklim

Masyarakat bisa turut mencegah bencana dengan tidak membuang sampah sembarangan, menanam pohon, dan menjaga lingkungan sekitar tetap bersih. Kampanye pengurangan plastik dan penghijauan bisa menjadi program komunitas.

4. Aksi Nyata & Kolaborasi

Lembaga sosial seperti Itqan Peduli dapat menjadi jembatan antara masyarakat terdampak dengan para donatur, relawan, dan pemerintah. Mulai dari distribusi bantuan saat bencana, hingga program jangka panjang seperti perbaikan rumah tahan bencana dan pelatihan pengelolaan sampah.

Kesimpulan

Perubahan iklim bukan hanya isu lingkungan, tapi isu keadilan sosial. Mereka yang hidupnya paling sederhana, justru harus menanggung beban paling berat. Namun dengan kolaborasi antara masyarakat, organisasi sosial, dan pemerintah, kita bisa memperkuat daya tahan komunitas terhadap bencana.

Mari bergerak bersama. Karena bumi yang kita tinggali adalah warisan untuk generasi selanjutnya dan kita semua bertanggung jawab menjaganya.

Ingin berdonasi atau menjadi relawan untuk membantu komunitas terdampak cuaca ekstrem? Kunjungi halaman Program Peduli Iklim – Itqan Peduli sekarang.


Jabar erat

itqan peduli


Create by: Asri Purwanti

Sumber: bmkg.go.id